BLITAR - Tumbuhkan jiwa yang kreatif, kompetitif serta kaya akan ide dan inovasi, ratusan santri Ponpes (Pondok Pesantren) Fathul Ulum Diwek, Jombang berkunjung ke kebun bibit Nusa Patria Link. Kebun bibit yang terletak di Desa Pojok, Garum, Kabupaten Blitar menjadi tujuan para santri dalam mengembangkan jiwa wirausaha untuk masa depan setelah selesai mondok.
Dari penuturan Pengasuh Ponpes Fathul Ulum, Kyai Ahmad Habibul Amin menjelaskan kedatangan santri di Blitar untuk memberikan pelajaran tentang ekonomi kreatif. Terutama tentang cara mengembangkan pertanian seperti menanam alpukat dan mengembangan bunga hias.
"Kita melihat kebun bibit alpukat di Nusa Patria Link untuk melihat tentang tata cara menanam alpukat. Dari hasilnya nanti akan kita kembangkan di ponpes kita, " jelas KH. Ahmad Habibul Amin (Kyai Amin), Minggu (10/07/2022).
Pengasuh Ponpes Fathul Ulum juga menjabarkan, seorang satri tidak harus mengaji dan mempelajari agama saja, tetapi bagaimana mempunyai keahlian dibidang usaha. Mondok tidak harus menjadi kyai, namun harus bisa bermanfaat bagi masyarakat terutama di bidang ekonomi.
Baca juga:
10 Koperasi Pertanian Terbesar di Dunia
|
Pesantren mempunyai kesempatan besar untuk menyiapkan santri menjadi juara sebab mereka adalah anak-anak yang istimewa. Ponpes Fathul Ulum selain mempelajari ilmu agama santri juga dibekali dengan keahlian entrepreneur.
"Saat ini kita sedang mempersiapkan perkebunan alpukat dan bunga hias yang akan dikembangkan di ponpes. Itulah tujuan kita bersilaturohim dan belajar banyak ke kebun pembibitan Nusa Patria Link di Blitar agar tercipta sinergi dan kerjasama di bidang pembibitan buah, " tutur Kyai Amin.
Diketahui, untuk mengembangkan wirausaha santri Ponpes Fathul Ulum Jombang sudah mempunyai Badan Usaha Milik Pesantren (BUMPes). Usaha ponpes tersebut seperti, pembibitan lele, pembesaran kambing, penggemukan sapi, advertising, usaha jahit, pejualan pulsa dan lain-lain.
Sementara itu Owner PT. Nusa Patria Link, Mohamad Iskandar kepada para santri Jombang memaparkan, santripreneur harus mempunyai dua pondasi dalam berwirausaha, yakni iman dan takwa. Karena menurut dia, dua pondasi tersebut menjadi penentu berkah-tidaknya usaha yang akan dilakukan.
Selain itu, santri harus bisa menjaga ilmunya, memiliki jiwa leadership dan entrepreneurship setelah lulus dari pondok pesantren. Hal ini menurut Iskandar, supaya menjadi orang paling depan dalam menyelesaikan masalah dinamika kewirausahaan.
"Selain itu kita harus menciptakan ketahanan pangan yang merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan. Ketahanan pangan merupakan persoalan yang kompleks sebab meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan, " jlentrehnya.
Mohamad Iskandar berharap, sebagai santri harus selalu belajar dan berusaha mewujudkan cita-cita yang luhur yaitu mewujudkan ketahan pangan. Agar Indonesia menjadi tiang soko guru ketahanan pangan mewujudkan swasembada pangan menuju Indonesia lumbung pangan. (Tn)